Merasa sebagai orang yang gak spesial, ato merasa menjadi orang yang
gak penting n biasa-biasa aja??. Ternyata perasaan kaya gitu tuh wajar
banget, yang gak wajar kalo akhirnya dengan perasaan tu kita jadikan
sumber identitas kita untuk nggak pede ama orang lain. Banyak lho yang
kemudian terjebak dengan kesialan ato kebukan siapa-siapanya menjadi
orang yang introvert dan pesimis memandang kehidupan. Tapi banyak juga
tokoh yang awalnya dianggap bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa tau-tau
menjadi sangat dihargai dan dikenang sepanjang masa.
Tau gak, kita semua adalah manusia spesial. Mari kita
tengok beberapa kesalahan kita memahami diri sendiri, di bawah ini ada
7 (tujuh) kesalahan yang harus segera dirubah:
1. Menganggap bahwa kehidupan tetap berjalan tanpa ada dirimu
Kehidupan
kita memberi arti penting dalam dunia pergaulan, paling tidak untuk
keluarga kita, ato paling tidak untuk kita sendiri. Kehidupan bukan
sesuatu yang murah, sangat mahal dan kalau kita diberi kesempatan untuk
hidup di muka bumi ini karena memang kita layak untuk menjadi
penghuninya, berarti kita mampu memberi sumbangan bagi kehidupan, jadi
ngapain nggak PD dengan kemanusiaan kita?
2. Menilai bahwa orang terkenal lebih baik daripada kita
Kadang
orang yang sudah menjadi terkenal dan sudah sering keluar masuk TV
lewat acara-acara gosip, ato dalam acara-acara hiburan langsung kita
anggap sebagai public figure, padahal apa pernah si “public figure”
mendapat persetujuan dari public bahwa mereka layak dijadikan figure.
Kan nggak pernah, mereka hanya menjadi figure terkenal yang tidak
berarti berbanding lurus sebagai menjadi panutan.
3. Menganggap bahwa orang akan dihargai kalo pintar meniru
Ini
yang menjadi kecenderungan yang sangat bodoh, kita tega menggadaikan
identitas kita hanya gara-gara takut tidak bisa menari salsa, takut
dikira bodoh hanya gara-gara nggak bisa bahasa inggris, minder kalo
nggak kenal sama lagu yang sedang ngepop. Kita memiliki dunia yang
berbeda itulah warna kehidupan, kalo semua harus sama ya nggak asik
dong...
4.Mencoba menarik diri dari pergaulan
Pada
saat kita selalu menjadi pecundang, yang paling sering dilakukan adalah
menarik diri dari pergaulan, dan itu bukan solusi yang jitu. Itu hanya
sikap melarikan diri. Menarik diri dari pergaulan makin membuat kita
anti sosial dan berarti akan merugikan diri sendiri dalam pergaulan dan
ciri kita sebagai makhluk sosial. Apabila kita memang merasa menjadi
pecundang, yang paling oke yaitu membuktikan pada orang yang mengkalim
kita looser, bahwa mereka tidak lebih baik dari kita. Misalnya dalam
lingkungan hanya didiisi oleh Taufik Hidayat-Taufik Hidayat yang pintar
bulutangkis, kan nggak kemudian Utut Adianto yang pintar
catur harus
menarik diri.
5.Memihak pada sosok idola
Di
antara sekian teman kita mungkin kadang ada yang kita anggap sebagai
tokoh utama, entah karena kecantikannya, kekayannya, kepandaiannya,
kenakalannya dan lain2. Tokoh utama itu menjadi banyak teman dan
pengikut yang seakan-akan abdi dalem. Kalo kita memposisikan sebagai
abdi dalem itu maka kita hanya sebagai pemain figuran dan sama saja
dengan pecundang. Pada saat kita selalu memihak pada si tokoh utama
kita merasa akan ikut eksis sepadan sama dia padahal kita hanya akan
lebih mengibarkan benderanya sementara kita hanya terus menjadi tiang
penyangganya.
6.Merekayasa kepribadian
Ini
lebih konyol lagi, dalam sekumpulan orang yang sepintas nampak high
quality tiba-tiba kita berlagak seakan-akan sekualitas dengan mereka
dengan mengarang gaya duduk, gaya berjalan, cara makan, cara berkata,
tersenyum, dan merancang cerita-cerita yang tidak sesuai kenyataan.
Bayangkan kalo ternyata mereka semua sebenarnya hanya saling merekayasa
seperti yang kita lakukan karena menganggap kita dan yang lain adalah
high quality person... hehehehehe.... konyol bukan?
7.Menyimpulkan bahwa hidup itu kejam
Kesimpulan
ini membuat kita menjadi skeptis, karena sebenarnya kehidupan ini sudah
diatur dengan sangat seimbang. Biasanya sering mengalami kegagalan demi
kegagalan yang kemudian memaksa kita menyimpulkan pendapat ini.
Sementara kita sebenarnya tidak tahu betul apa yang terjadi kemudian??
Apakah yang kita anggap sebagai keberhasilan adalah benar2 yang
terbaik? atau bahkan justru akan membahayakan atau merugikan kita. Maka
lebih baik segala hal coba dilihat dari beberapa sudut agar kita
menjadi lebih bijaksana.
Oke teman-teman, selesai
pembahasan ini kalo ada komentar sangat dipersilahkan. Mudah-mudahan
besok kita bisa cari topik baru lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar